Jumat, 16 November 2012

Pentingnya Pendidikan Seks Pada Anak Kebutuhan Khusus

Jakarta, Selama ini terapi yang diberikan pada anak-anak kebutuhan khusus seperti autis, sindrom Asperger dan lainnya sebatas terapi bicara dan okupasi agar si anak bisa berbicara, menulis, belajar dan bersosialisasi. Padahal pendidikan seks juga harus diajarkan pada anak kebutuhan khusus sejak dini.

"Pendidikan seks tidak selalu mengenai hubungan pasangan suami istri, tapi juga mencakup hal-hal lain seperti pemberian pemahaman tentang perkembangan fisik dan hormonal seorang anak serta memahami berbagai batasan sosial yang ada di masyarakat," ujar Dra Dini Oktaufik dari yayasan ISADD (Intervention Service for Autism and Developmental Delay) Indonesia dalam acara Tanya Jawab Seputar Autisme di Financial Hall Graha Niaga, Jakarta, Sabtu (3/4/2010).

Dini menambahkan hasrat seks merupakan suatu hal yang alamiah. Masa puber yang terjadi pada anak berkebutuhan khusus terkadang datang lebih awal dari anak normal, tapi bisa juga datang lebih lama atau mengalami keterlambatan. Dalam hal ini anak akan mengalami perubahan hormonal dan juga perubahan fisik berbeda pada anak laki-laki dan perempuan.

"Pendidikan seks jarang sekali disinggung bila berbicara mengenai autisme, mungkin karena dianggap masih tabu. Padahal pendidikan seks yang baik dapat membantu mempersiapkan si anak menjadi individu dewasa yang mandiri," ujar Gayatri Pamoedji, SE, MHc pendiri dari MPATI (Masyarakat Peduli Autis Indonesia).

Jika pendidikan seks tidak diberikan sejak dini, maka nantinya bisa menjadi masalah baik dari sisi eksternal atau internal si anak, seperti mungkin saja anak jadi memiliki kebiasaan memegang kemaluan sendiri, suka menyentuh bagian privat orang lain, tidak siap menghadapi menstruasi, masturbasi atau mimpi basah yang dapat mempengaruhi emosinya dan juga tidak dapat menjaga kebersihan daerah kemaluannya.

"Karena itu pendidikan seks menjadi sangat penting dan sebaiknya sudah dimulai sejak anak berusia 3 tahun. Tapi tentu saja si anak juga harus diberikan pelatihan mengenai kepatuhan, pengertian mengenai pemahaman perubahan fisik dan hormonal yang terjadi serta mencermati perilaku seks," ujar Dini yang menjadi praktisi terapi perilaku.

Dini menambahkan dalam memberikan pendidikan seks pada anak sebaiknya anak mengenali bagian tubuh dirinya sendiri dan jangan pernah mengeksplor tubuh orang lain. Selain itu, orangtua harus waspada dalam memberikan pemahaman mengenai perubahan fisik yang terjadi. Sedangkan dalam memberikan pemahaman mengenai perubahan hormonal bisa melalui cerita yang mudah dimengerti, karena hormon tidak dapat terlihat secara visual.

"Dalam hal ini orangtua harus dengan sabar mengajarkan anak apa saja yang boleh dan tidak boleh dilihat saat sedang berbicara, anak memahami mana yang termasuk sentukah OK dan mana yang tidak serta anak diajari mengenai social circle, yaitu anak diberitahu siapa saja yang boleh mendapatkan peluk dan cium," ungkapnya.

Orangtua harus memiliki kesadaran bahwa masalah seksual kini semakin eksis, sehingga orangtua jangan hanya terpaku pada mind setting masyarakat mengenai pendidkan formal saja.

Anak dengan kebutuhan khusus juga memerlukan pendidikan mengenai seks, karena tanpa disadari mereka juga akan mengalami hal yang sama dengan anak normal lainnya. Sedangkan pada anak kebutuhan khusus terkadang memiliki kadar emosional yang tidak stabil, sehingga harus diajarkan secara bertahap.

"Pendidikan seks harus dimulai sejak dini, karena jika tidak dilakukan sejak awal maka ada kemungkinan anak akan mendapatkan banyak masalah seperti memiliki kebiasaan suka memegang alat kemaluan sebelum tidur, suka memegang payudara orang lain atau masalah lainnya," tambah Dini.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pendidikan mengenai seks pada anak kebutuhan khusus yaitu, orangtua lebih berperan dibandingkan dengan terapis, memberikan pendidikan berdasarkan tingkat pemahaman anak dan dengan kata-kata positif, membuat rekayasa suasana sebelum anak diekspos keluar, memiliki peraturan tersendiri, menggunakan kekuatan reward (hadiah) dan bukan kekuatan hukuman.

dikutip : Vera Farah Bararah - detikHealth http://health.detik.com/read/2010/04/03/162239/1331267/764/pentingnya-pendidikan-seks-pada-anak-kebutuhan-khusus

Kamis, 15 November 2012

KEBAHAGIAN DAN KETIDAKBAHAGIAN SELAMA RENTAN KEHIDUAPAN


Kepuasan hidup atau biasa disebut dengan kebahagian timbul dari pemenuhan kebutuhan harapan. Kebahagian dan ketidak bahagiaan hidup bersifat subjektif, hal terbetuh diperoleh dari intropeksi atau retorpeksi diri. Fakta yang penting tentang kebahagiaan :
-          Esensi kebahagiaan. Beberapa esensi kebahagiaan atau keadaan kesejahteraan atau kepuasan, seperti sikap menerima (acceotance), kasih sayang (affection), dan prestasi (achievement) seperti yang digambarkan oleh shaver dan freedman. “ kebahagiaan lebih merupakan masalah bagaimana anda memandang keadaan anda dari bukan apa keadaan itu. Kebahagiaan lebih bergantung pada sikap menerima dan menikmati keadaan orang lain dan apa yag dimilikinya, dipertahankan keseimbangan antara harapan dan prestasi”

 





 Semua sangat berhubungan, seperti cinta merupakan hasil normal dari sikap menerima orang lain, prestasi berhubungan dengan tercapainya tujuan seseorang. Kerja keras, kompetensi dan pengorbanan pribadi menjadi prestasi sendiri.
-          Kebahagiaan relatif, tergantung dari pengalaman-pengalaman yang dijalani.
-          Kebahagian berbeda-beda menurut waktu dalam rentan kehidupan berlainan.
-          Kebahagiaan pada usia tertentu tidak menjamin kebahagian pada usia-usia selanjutnya, jadi kebahagiaan bersifat tergantung pada keberhasilan seseorang mencapai penyesuaian tertentu.
-          Pada setiap usia ada perbedaan sex dalam hal kebahagiaan.
-          Pada setiap usia ada hambatan-hambatan untuk mencapai kebahagiaan bersifat subjektif dan ada yang disebabkan oleh lingkungan, kesehatan yang buruk, keterbatasan kemampuan mental dan harapan-harapan yang tidak realistis.

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBAHAGIAAN
-          Kesehatan
-          Daya tarik fisik
-          Tingkat otonomi
-          Kesempatan-kesempatan interaksi di luar keluarga
-          Jenis pekerjaan
-          Status kerja
-          Kondisi kehidupan
-          Pemilikan harta benda
-          Keseimbangan antara harapan dan pencapaian
-          Penyesuaian emosional
-          Sikap terhadap periode tertentu
-          Realism atau kemampuan dari konsep diri dan konsep peran




Minggu, 04 November 2012

TUGAS-TUGAS YANG TERJADI DALAM RENTAN KEHIDUPAN MENURUT HAVIGHURST


a.      Masa bayi dan awal masa kanak-kanak
ü  Belajar memakan makanan padat
ü  Belajar berjalan
ü  Belajar berbicara
ü  Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
ü  Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya
ü  Mempersiapkan diri untuk membaca
ü  Belajar membedakan benar dan salah
ü  Mulai mengembangkan hati nurani
b.      Akhir masa kanak-kanak
ü  Mempelajari keterampilan fiik yang diperlukan untuk bermain
ü  Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri
ü  Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusia
ü  Mulai mengembangkan peran sosial pria atau manita yang tepat
ü  Mengembangkan ketarampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
ü  Mengembangkan pemikiran yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
ü  Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tata tingkatan nilai
ü  Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial
ü  Mencapai kebebasa pribadi
c.       Masa remaja
ü  Mencapai hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya
ü  Mencpai peran sosial pria dan wanita
ü  Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
ü  Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang tanggung jawab
ü  Mencapai kemandirian emosional
ü  Mempersiapkan karier ekonom
ü  Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
ü  Memperoleh perangkay nilai dan system etis
d.      Awal masa dewasa
ü  Mulai beketja
ü  Memilih pasangan
ü  Belajar hidup dengan pasangan
ü  Mulai membina keluarga
ü  Mengasuh anak
ü  Mengelola rumah tangga
ü  Mengambil tanggung jawab sebagai warga Negara
ü  Mencari kelompok sosial yang menyenangkan
e.      Masa usia pertengahan
ü  Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga Negara
ü  Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawa dan bahagia
ü  Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang dewasa
ü  Menghubungkan diri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu
ü  Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi
ü  Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam pekerjaan
ü  Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua
f.        Masa tua
ü  Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fiik  dan kesehatan
ü  Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan keluarga
ü  Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
ü  Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia
ü  Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
ü  Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara bebas

FAKTA YANG PENTING TENTANG PERKEMBANGAN


A.      FAKTA YANG PENTING TENTANG PERKEMBANGAN
Beberapa fakta pada pola berkembangan tertentu yang bersifat prudamental dapat diramalkan harus dipertimbangkan.
-          Dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis.
Fakta pertama adalah sikap, kebiasaan, dan pola perilaku yang dibentuk selama tahun-tahun pertama sangan menentukan seberapa jauh individu tersebut berhasil menyesuaikan diri dalam kebidupan ketika mereka bertambah tua untuk menyesuaikan diri pribadi maupun sosial . Pola-pola pertama cenderung mapan bukan berarti tidak berubah. Ada tiga kondisi dimana perubahan cenderung terjadi. Pertama, perubahan yang terjadi apabila individu memperoleh bantuan atau bimbingan untuk membuat perubahan. Kedua, perubahan cenderung terjadia apabila

-          Peran kematangan dan belajar dalam perkembangan.
Fakta kedua adalah bahwa kematangan sangat penting dalam perkembangan. Kematangan adalah keterbukanya sifat-sifat bawaan individu. Dalam fungsi phylogenetik, fungsi-fungsi yang lazin ditemui pada manusia seperti rangkak, duduk, dan berjalan perkembangan berasal dari kematangan.
Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha pada pihak individu. Dalam fungsi ontogenetik, fungsi-fungsi yang khusus pada individu seperti menulis, mengemudi atau berenang.
-          Perkembangan mengikuti pola yang tertentu dan yang dapat diramalkan
Fakta ketiga, bahwa perkembangan mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan. Misalya perkembangan fisik, motor, bicara, dan perkembangan intelektual. Pola perkembangan fisik menggambarkan hukum anak perkembangan yang disebut hokum cephalocaudal yang menetapkan bahwa perkembangan menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki dan hukup proximodstal yang menerangkan bahwa perkembangan menyebar keluar dari titik poros sentral tubuh ke anggota-anggota tubuh.
Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan untuk meramalkan setiap periode rental kehidupan.
-          Semua individu berbeda
Fakta keempat, bahwa setiap individu berbeda, baik secara biologis maupun genetis. Karena tidak ada dua individu yang memiliki sifat-sifat bawaan dan pengalaman-pengalaman lingkungan yang sama. Perbedaan justru diperlukan dalam perkembangan pribadi seseorang untuk memungkinkan kemajuan social.
-          Setiap tahap perkembangan mempunyai perilaku karakteristik
Fakta kelima adalah bahwa setiap tahap perkembangan mempunyai pola perilaku yang berkarakteristis. Pola-pola tersebut ditandai dengan periode equilibrium. Apabila individu dengan mudah menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan dan akhirnya, berhasil mengadakan penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang baik. Periode disequilibrium, apabila mereka mengalami kesulitan dalam penyesuaian yang mengakibatkan penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial buruk.

-          Semua tahap perkembangan mempunyai risiko
Fakta keenam adalah setiap tahap perkembangan mempunyai resiko perkembangan tertentu yang berasal dari fisik, psikologis atau lingkungan maupum masalah-masalah penyesuaian yang tak terhindari.

-          Perkembangan dibantu rangsangan
Fakta ketujuh adalah perkembangan dibantu oleh rangsangan yang terjadi karena kematangan dan pengalaman-pengalaman lingkungan yang bisa membantu perkembangan seoptimal mungkin. Penelitian terhadap usia lanjut mengungkapkan bahwa rangsangay dapat membantu kemunduran fisik dan mental.

-          Perkembangan dipengaruhi oleh perubahan budaya
Fakta kedelapan, bahwa perkembangan dipengaruhi oleh budaya. Karena perkembangan individu dipengaruhi dan dibentuk untuk menyesuaikan dengan standar budaya dan segala hal-hal yang ideal menurut lingkungan mereka.

-          Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan
Fakta kesembilan, bahwa terdapat harapan sosial untuk setiap tahap perkembangan. Setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu dan memperoleh pola perilaku yang disetujui oleh semua tingkat usia sepanjang rentan kehidupan.
Menurut havighurst (dalam Hurlock. Elizabeth:1980), tugas perkembangan adalah “tugas yang muncul pada satu atau periode tertentu dari kehidupan idvidu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa kearah keberhasilan dalam melaksanakan tugas berikutnya. Akan tetapi, kalau gagal. Menimbulkan rasa tidak bahagia dan sulit menghadapi tugas berikutnya.” Tujuan tugas dalam perkembangan diantaranya:
1.      Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu.
2.      Dalam memberi motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu.
3.      Penyesuaian diri kepada situasi baru dan penyesuaian tingkatan ketegangan emosional.
Bahaya tugas-tugas perkembangan :
1.      Harapan – harapan yang kurang tepat pada lingkungan sendiri maupun individu. Contohnya keterbatasan fisik
2.      Melangkahi tahap tertentu dalam perkembangan yang mengakibatkan kegagalan meguasai tugas tertentu.
-          Kayakinan tradisional akan manusia pada semua tingkatan manusia
Fakta kesepuluh adalah ada keyakinan tradisional akan manusia pada semua tiangkatan manusia yang mempengaruhi penilaian orang lain dalam melakukan evaluasi diri sendiiri, seperti cirri fisik dan psikologis.

PERTUMBUHAN DAN KEMUNDURAN


Pada awalnya psikologi perkembangan mengkhususkan diri pada masalah usia dan tahapan-tahapan. Para menyelidik terdorong untuk mempelajari usia yang khas dan tertentu dimana terjadi tahap perkembangan. Sebagai besar riset dipusatkan kepada anak-anak prasekolah, usia sekolah dan remaja. Baru kemudian riset diperluas kebawah, pertama ke tahap kelahiran lalu ke pembuahan, dan selanjutnya keatas, ketahap usia dewasa, usia lanjut, dan akhirnya usia pertengahan.
Ada dua alasan yang terjadi pada perbedaan penekanan psikologi perkembangan, pertama penelitian terhadap periode tertentu, sangat dipengaruhi oleh keingnan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan priode tersebut. Misalnya, riset mengenai usia bayi dikembangkan dan disesuaikan pertumbuhan untuk bulan-bulan mendatang agar bisa berkembang dengan baik.
Asalan kedua mengapa lebih sulit mempelajari manusia pada tahap kehidupan tertentu daripada tahapan-tahapan kehidupan lain. Misalnya usia dewasa dibandingkan dengan usia prasekolah.
Pada saat ini akhi psikologi perkembangan mempunyai enam tujuan pokok, yaitu :
1.      Menemukan perubahan-perubahan apakah yang terjadi pada usia yang umum dank has dalam penampilan, perilaku, minat, dan tujuan dari masing-masing periode perkembangan
2.      Menemukan kapan perubahan-perubahan ini terjadi
3.      Menemukan sebab-sebabnya
4.      Menemukan bagaimana perubahan tu mempengaruhi perilaku
5.      Menemukan dapat tidaknya perubahan-perubahan itu diramalkan
6.      Menemukan apakah perubahan itu bersifat individual atau universal

A.      ARTI PERUBAHAN DALAM PERKEMBANGAN
Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjad sebagai akibat dari kematangan dan pengalaman. Seperti dikatakan oleh Van den Daele dalam Elizabeth B. Harlock  (1980) “perkembangan berarti perubahan secara kualitatif”. Pada dasarnya perkembangan bukan sekedar penambahan tinggi badan atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi tubuh yang kompleks.
Pada proses perkembangan pertumbuhan dan kemunduran saling bertentangan. Dari masa konsepsi hingga masa kematian semua dialami manusia yang berubah drastis dan tak pernah statis. Semenjak pembuahan hingga ajal selalu terjadi perubahan, baik dalam fisik maupun kemampuan psikologis. Sekalipun mengalami perkembangan yang kesinambunagn, perkembangan itu merupakan proses siklik dengan perkembangan kemampuan-kemampuan dan kemudian akan menghilang, dan akan muncul kembali pada usia berikutnya.
Seringkali pola perubahan manusia mirip kurva bentuk lonceng, pada awalnya naik dengan tiba-tiba, mendatar selama usia pertengahan, dan turun secara perlahan atau mendadak pada usia lanjut. Pola ini tidak pernah satu garis lurus walau terjadi periode stabil yang singkat atau berkepanjangan dalam perkembangan kemampuan yang berbeda.

B.      TUJUAN PERUBAHAN DALAM PERKEMBANGAN
Perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan seseorang menyesuaikan diri sendiri dengan lingkungan dimana ia hidup. Untuk mencapai tujuan tersebut maka seseorang harus merealisasi diri atau mengaktualisasi diri. Namun tujuan ini tidak pernah stastis dan dapat dianggap sebagai dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat untuk dilakukan, baik secara fisik maupun psikologis.
Realisasi ini memainkan peranan penting dalam kesehatan jiwa, maka orang yang berhasil menyesuaikan diri secara pribadi maupun social, harus mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan minat, dan keinginannya dengan cara yang memuaskan.

C.      TELAAH TENTANG PERUBAHAN PERKEMBANGAN
Telah disebutkan tentang perubahan dalam perkembangan selama masa anak-anak dan masa remaja dilakukan secara luas, dan mendalam dibandingkan dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada usia lanjut. Banyak keyakinan-keyakinan tradisional yang kuat tentang anak-anak dan remaja tidak berpengaruh terhadap riset. Perubahan yang terjadi hanya dialami sebagian populasi kecil.
Seberapa penting proses kematangan berdasarkan factor-faktor genetic memainkan peran dalam menghasilkan perubahan perkemangan dibandingkan dengan tekanan-tekanan dan pengalaman lingkungan yang menjadi pusat penelitian.
Dorongan yang kuat untuk mengadakan riset tentang perubahan-perubahan perkembangan telah memunculkan teori-teori baru tentang sebab dan akibat perubahan tersebut. Teori tersebut tidak selalu didukung dengan kenyataan yang adekuat, dan riset-riset yang dilakukan kebanyakan didorong untuk menyangkat atau membenarkan bahan yang telah diakui dalam bidang psikologi.

D.     SIFAT TERHADAP PERUBAHAN DALAM PERKEMBANGAN
Kebanyakan orang cenderung beranggapan bahwa masa lalu lebih baik dari masa kini. Kebanyakan anak remaja mengejar mereka saat menjadi belasan tahun, namun setelah tiba saatnya mereka merindukan masa anak-anak. Sama halnya dengan seorang yang mendambakan pensiun, apabila saatnya mereka berharap kembali ketahun-tahun sebelumnya.

E.      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP TERHADAP PERUBAHAN-PERUBAHAN DALAM PERKEMBANGAN
1.      Penampilan diri, perubahan-perubahan yang meningkatkan penampilan diri seorang akan diterima dengan senang hari dan mengarahkan kepada sikap yang menyenangkan. Sehingga seseorang akan berusaha menutupi segala perubahan yang mengurangi penampilannya, agar tidak ditolak dilingkungan.
2.      Perilaku, perubahan-perubahan perilaku memalukan yang terjadi pada usia pubertas dan usia lanjut, hal tersebut akan berpengaruh pada sikap terhadap perubahan-perubahan yang kurang menyenangkan. Contohnya, ketidak berdayaan masa bayi berkembang secara bertahap menuju kemandirian masa kanak-kanan.
3.      Stereotip budaya, dari media massa, orang memperajari budaya yang dikaitkan dengan berbagai usia untuk menilai orang-orang dalam usia tersebut.
4.      Nilai-nilai budaya, setiap budaya mempunyai nilai-nilai tertentu yang dikaitkan dengan usia-usia yang berbeda, karena produktifitas maksimum yang dikaitkan dengan kemudahan menjalani budaya tersebut.
5.      Perubahan peranan, sikap terhadap orang dari bermacam usia yang dipengaruhi peran yang meraka mainkan, seperti pensiun, menjanda, menikah.
6.      Pengalaman pribadi, sikap ini memiliki pengaruh besar dalam perilaku individu dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadia dalam proses perkembangan.